Saturday, February 21, 2009

Joe Satriani




Dilahirkan di Westbury, NY, pada tanggal 15 Juli 1956, Satriani kecil mulai memainkan gitar pertamanya pada usia 14 tahun setelah terinspirasi oleh Jimi Hendrix walaupun pada mulanya ia tertarik pada drum. Dengan cepat Satriani mempelajari berbagai teknik bermain gitar, ia pun mulai mengajarkan keterampilannya ini kepada beberapa orang. Satriani menemukan semangat yang sama dari salah seorang muridnya yang bernama Steve Vai. Pada akhir tahun 1970-an, Satriani mulai mengajar di Berkley dan menghasilkan sejumlah gitaris berbakat seperti Kirk Hammet (Metallica), Larry La Londe (Primus), David Bryson (Counting Crows), dan gitaris Jazz Charlie Hunter.



Pada awal tahun 80-an, Satriani mendapat kesempatan untuk mengerjakan beberapa proyek serta tampil pada tur bersama Greg Kihn, ia juga merilis EP solo pada tahun 1984 yang keseluruhan proses produksi hingga rilis diurus oleh ia sendiri. Namun ketika salah seorang mantan muridnya, Steve Vai, tampil menjadi gitaris band solo David Lee Roth, nama Satriani pun mulai dikenal sebagai guru Vai, ketertarikan pada karakter permainan Satriani pun mulai bermunculan. Masa ketenaran Satriani pun dimulai dengan rilis album solo pertamanya yang berjudul 'Not This of Earth' yang otomatis menimbulkan reaksi dari komunitas gitaris Rock.



Nama Satriani mulai membumbung dan makin dikenal diseluruh dunia. Satriani juga mendapat kehormatan untuk tampil mendampingi Mick Jagger pada tur di Australia dan Jepang sekitar tahun 1987. Satriani kembali merilis album berturut-turut pada tahun 1988 dan 1989, yaitu album 'Dreaming #11' (1988) dan album 'Fliying in a Blue Dream'. Pada album tersebut Satriani juga tampil sebagai vokalis di beberapa lagu. Karir Satriani kembali menanjak ketika salah satu lagunya yang berjudul 'One Big Rush' menjadi salah satu lagu soundtrack film Say Anything.




Satriani mengawali tahun 90-an dengan mendapatkan gitar khusus dari Ibanez yang diberi nama Model JS Joe Satriani Model. Tahun 1992 'Satch' (panggilan akrab Satriani) merilis album The Extremist yang diikuti oleh double disc album Time Machine setahun kemudian. Pada tahun 1994 Satriani tampil sebagai addisional gitar pada tur Deep Purple sepeninggal Ritchie Blackmore dari Deep Purple. Satch juga mendapat tawaran untuk menjadi personel tetap Deep Purple namun tawaran itu ditolaknya karena ia lebih memilih untuk tetap ber-solo karir.



Tahun 1998 ia merilis album Crystal Planet. Satriani juga memulai proyek G3 bersama Steve Vai pada tahun 1996, sebuah proyek tahunan Satriani bersama gitaris-gitaris terbaik dunia lainnya. G3 juga merilis album dokumenter konser mereka berjudul G3: Live in Concert setahun kemudian. Pada tahun 2000 Satriani merilis album yang lebih musikal, Engines of Creation, yang setahun kemudian diikuti oleh album Live in San Fransisco. Album Engines of Creation kemudian mendapat penghargaan Grammy, setelah sukses mengadakan tur, Satriani kembali ke Studio rekaman. Ia pun mulai kembali menghasilkan beberapa album studio: Strange Beautiful Music (2002), Electric Joe Satriani: An Anthology (2003), diikuti oleh album Is There Love in Space (2004), Super Colossal (2005), dan Satriani Live! (2006).

Read more...

Friday, February 13, 2009

Judas Priest



Judas Priest dibentuk di Birmingham, Inggris, pada tahun 1970, dengan formasi awal mereka K.K Downing (Gitar), Ian Hill (Bass), kemudian bergabung bersama mereka Alan Atkins dan drumer John Ellis, mereka mengawali karir panggung mereka pada tahun 1971. Nama Judas Priest diambil dari nama band lama Atkins. Tak lama kemudian pada tahun yang sama (1971) Ellis (drum) posisinya digantikan oleh Alan Moore, namun Moore tak lama berada dalam band ini, ia pun segera digantikan oleh Chriss Campbell. Setelah melakukan sejumlah tour di Inggris, Atkins dan Campbell kemudian meninggalkan band ini pada tahun 1973 dan digantikan oleh Rob Halford (vokal) dan John Hinch (drum). Dengan formasi barunya, mereka pun kemudian melanjutkan turnya di Inggris termasuk tur di luar negeri seperti di Jerman dan Belanda pada tahun 1974. Setelah menyelesaikan turnya, mereka pun menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan indie label di Inggris, Gull. Sebelum merekam album debut mereka 'Rocka Rolla', mereka merekrut gitaris Glenn Tipton. Mereka merilis album ini pada bulan September 1974.




Pada tahun berikutnya drumer Alan Moore kembali bergabung menggantikan Hinch, mereka pun merilis album kedua mereka berjudul Sad Wings of Destiny pada akhir tahun. Album ini mendapat sambutan yang lebih baik dari pada album sebelumnya, meskipun demikian penjualan album mereka yang terbilang kurang membuat mereka harus menghadapi situasi kesulitan finansial yang kemudian diperbaiki dengan penandatanganan kontrak merka bersama perusahaan rekaman internasional CBS Records. Album Sin After Sin yang dirilis tahun 1977 merupakan album perdana mereka bersama perusahaan rekaman ini yang direkam bersama drumer Simon Phillip yang menggantikan Moore yang kembali meninggalkan band ini. Pergantian personil pun kembali terjadi dengan masuknya Les Binks (drum) menggantikan Phillip. Mereka akhirnya melakukan tur pertamanya di Amerika bersama sang drumer baru. Sekembali dari tur Amerikanya, Judas Priest merekam dan merilis album Stained Class pada tahun 1978, yang menjadikan band ini sebagai band metal papan atas dunia. Bersama album Hell Bent for Leather yang dirilis tahun 1979, Judas Priest mulai menyebarkan pengaruhnya pada dunia British Heavy Metal.




Sejumlah band pun mulai mengadopsi style musik mereka dengan musik yang lebih keras, cepat dan berat. Setelah merilis album Hell Bent for Leather, mereka merilis album live Unleashed in The East pada tahun 1979 di Jepang, Album ini menjadi album pertama mereka yang memperoleh Platinum di Amerika. Les Binks (drum) keluar dari band pada tahun 1979 dan digantikan oleh Dave Holland (ex Trapeze). Album mereka berikutnya British Steel yang dirilis tahun 1980 masuk ke chart British pada posisi ke tiga dengan hit single Breaking The Law dan Living After Midnight. Album ini juga mendapat penghargaan Platinum di Amerika. Sukses album ini diikuti oleh album mereka berikutnya Poin of Entry pada tahun berikutnya.




Pada awal tahun 80-an, Judas Priest menjadi band yang paling atraktif di seluruh dunia. Album Screaming for Vengeance (1982) yang mempopulerkan lagu Yuo've Got Another Thing Comin' menempati peringkat 17 di Amerika dan terjual hingga lebih dari 1 juta copy. Pada tahun 1984 mereka merilis album Defenders of the Faith. Ketika mulai bermunculan band-band baru seperti Metallica serta band-band speed/trash metal lainnya, mereka merilis album Turbo pada tahun 1986 dan terjual hingga lebih dari 1 juta copy di Amerika. Selanjutnya pada tahun 1987 dan 1988 berturut-turut mereka merilis album Priest...Live! dan Ram It Down. Dave Holland kemudian keluar dari band dan digantikan oleh Scott Travis untuk album mereka berikutnya 'Painkiller' tahun 1990. Pada awal tahun 90-an, Rob Halford membentuk band Trash metal baru, Fight, dan segera meninggalkan Judas Priest pada tahun 1996, diikuti oleh solo album Glenn Tipton. Mereka akhirnya merekrut vokalis baru Tim 'Ripper' Owens.




Pada tahun 1997 mereka merilis Jugulator yang mampu menempati peringkat 82 chart album Billboard. Pada tahun 1998 mereka merilis album Live Meltdown dengan Ripper pada posisi vokal. Pada saat yang sama Ripper membuat sebuah film dokumenter tentang perjalanan hidupnya hingga ia dapat bergabung menjadi vokalis Judas Priest, band idolanya sepanjang masa. Walaupun sebenarnya Judas Priest mendukung produksi film tersebut, tetapi pada akhirnya mereka menarik dukungannya. Meskipun Judas Priest tak lagi memberi dukungan pada film tersebut, namun proses psoduksinya tetap berjalan hingga film tersebut dirilis pada musim panas tahun 2001 dengan judul Rock Star. Rob Halford kemudian membubarkan band-nya 'Two' setelah hanya merilis satu album, Voyeurs pada tahun 1997 dan membentuk band baru bernama Halford. Band ini merilis album perdana mereka Ressurection pada tahun 2000 yang diikuti oleh tur dunia, bahkan mereka juga tampil sebagai band pembuka pada konser Iron Maiden 'Brave New World' di Amerika. Mereka juga merilis album Live Insurrection setahun kemudian. Selanjutnya pada tahun 2001, Judas Priest merilis album Demolition. Pada tahun 2003, Owens keluar dari band dan digantikan oleh Halford yang kembali bergabung bersama Judas Priest.

Read more...

Pantera



Ditengah merebaknya anggapan publik dunia pada era awal hingga pertengahan 90-an bahwa style hair metal, speed metal, power metal, dll, adalah kuno, band asal Texas ini muncul dan membuktikan bahwa anggapan tersebut adalah salah. Dengan masih membawa pengaruh kental dari band-band metal era 80-an, mereka mulai menjajaki dunia industri musik di Amerika. Pantera mendobrak dengan debut album mereka Cowboys from hell pada tahun 1990. Album kedua mereka yang dirilis tahun 1992 Vulgar Display of Power yang membuat mereka menjadi band metal papan atas dan disejajarkan dengan band-band veteran seperti Metallica, Megadeth, Slayer dan Anthrax, kesuseksan mereka pun disusul oleh beberapa pendatang baru seperti Sepultura dan White Zombie. Berikutnya mereka merilis album Far Beyond Driver pada tahun 1994, setelah menjalani tur panjang selama hampir dua tahun, mereka pun segera menjadi band teratas di Amerika dan album mereka menempati posisi teratas chart Top 200 Billboard dengan lead single "I'm Broken".




Ditengah puncak popularitasnya, mereka pun mulai mengalami konflik dalam tubuh band Pantera, kurang dari dua bulan pacsa rilisnya album The Great Shoutern Trendkill tahun 1996. Anselmo (vokal) mengalami overdosis heroin setelah konser mereka di Texas, ketegangan antara ia dan personel lainnya pun makin memuncak. Ditengah konflik intern tersebut, Anselmo mulai disibukkan dengan beberapa proyek pribadinya yang membuat ia semakin jauh dengan Pantera. Pada tahun 1997 mereka mengumpulkan materi untuk album live Official live: 101 Proof yang akan dirilis ketika sudah jelas bahwa mereka tidak akan merilis album studio selama beberapa waktu berikutnya. Tahun 2000 Pantera merilis album terakhir mereka dan merupakan album reuni mereka 'Reinventing the Steel'. Mereka pun kembali berpisah dan membentuk beberapa band seperti Damageplan, Down dan Superjoint Ritual.



Pantera secara resmi bubar pada tanggal 8 Desember 2004 ketika gitaris mereka Dimebag Darrell terbunuh saat mereka melakukan pertunjukan oleh fans-nya. Kasus pembunuhan ini kemudian mendapat sorotan media selama beberapa waktu. Ditengah rasa emosi dan penghargaan terhadap Band ini, muncullah kesepakatan untuk menetapkan Pantera sebagai band metal terbaik era awal hingga pertengahan 90-an dan tak ada satu pun band metal yang dapat menyamainya.

Read more...

Saturday, February 7, 2009

Metallica


Metallica adalah band Metal yang paling berpengaruh pada era tahun 80-an. Band ini juga mendapat julukan sebagai rajanya musik metal. Rilis pada tahun 1983, album Kill 'Em All menjadi awal mula legitimasi mereka didunia metal Underground. Album ini membawa nuansa baru klan Trash Metal. Tiap-tiap lagu yang mereka hasilkan memiliki komposisi yang mantap antara hantaman Rhythm gitar oleh James Hetfield yang sesuai dengan karakter vokalnya yang cadas, dipadu dengan sayatan gitar ala Kirk Hammet, yang disempurnakan dengan gebukan drum Lars Ulrich serta cabikan bass Cliff Burton.



Setelah mereka merilis album masterpiece 'Master of Puppets' pada tahun 1986, sebuah tragedi memilukan mengguncang band ini, saat mereka mengalami kecelakaan ketika dalam perjalanan turnya di Swedia. Kecelakaan ini mengakibatkan tewasnya sang bassist Cliff Burton. Mereka pun tak mau terus larut dalam duka, hingga mereka memutuskan merekrut Jason Newsted sebagai pengganti Burton, selanjutnya mereka merilis album '...And Justice For All' yang mampu menembus chart Top Ten. Metallica mulai merambah dunia musik Mainstream ketika mereka merilis album 'Metallica' pada tahun 1991. Album ini mempopulerkan lagu-lagu seperti 'Wherever I May Roam' dan 'Enter Sandman'. Penjualan album ini mencapai lebih dari 7 juta copy di Amerika saja. Mereka pun mulai menjalani tur panjang yang menghabiskan waktu hingga hampir dua tahun.



Pada era 90-an, mereka mulai menunjukkan kekuasaannya dan menjadi pemimpin genre Metal, tak hanya dihormati dan disegani oleh para headbanger, tetapi juga oleh dunia musik mainstream. Sebuah prestasi yang belum mampu ditandingi oleh bend heavy metal manapun. Namun pada tahun 1996, saat rilis album 'Load', mereka mulai kehilangan simpati dari para penggemar metalnya, pasalnya dalam album ini mereka cenderung mengarah ke alternatif rock dengan rambut pendeknya. Walaupun album mereka menjadi hit pada musim panas tahun itu, dan masuk ke chart nomor satu serta albumnya terjual hingga 3 juta copy dalam dua bulan, banyak anggota fansnya yang memprotes keras terhadap image baru yang mereka bawa. Album 'Re-Load' yang dirilis tahun 1997 kembali kurang mendapat respon positif dari para penggemar metal, meskipun penjualan album ini terbilang cepat dan menghasilkan beberapa lagu yang meraih sukses seperti 'Fuel' dan 'The Memory Remain'. Pada tahun 1999 mereka memproduksi album 'S&M' yang mendokumentasikan live konser mereka bersama San Fransisco Symphony.


Metallica sempat mengalami konflik dengan situs Napster karena Napster dianggap telah melakukan pembajakan terhadap karya mereka dengan menyediakan download gratis lagu-lagu baru mereka. Pada bulan Januari tahun 2001, James Newsted keluar dari band untuk mengurus proyek pribadinya. Selanjutnya Metallica Kembali merekam materi untuk album mereka berikutnya, untuk mengisi kekosongan posisi bass pada proses rekaman mereka, maka untuk sementara Produser mereka Bob Rock yang melengkapinya. Pada bulan Juli 2001 secara mengejutkan Metallica mencabut tuntutannya terhadap Napster. Pada musim panas yang sama, Proses rekaman album mereka terhambat ketika Hetfield harus masuk program rehabilitasi untuk mengatasi kecanduannya terhadap alkohol. Pada tahun 2002, ia pun telah keluar dari program tersebut dan kembali bergabung bersama dua rekannya yang lain untuk merekam album St.Anger yang kemudian dirilis tahun 2003.



Proses rekaman album St.Anger juga diikuti dengan audisi untuk mencari pengganti Newsted pada posisi bass, setelah menjalani proses audisi yang cukup panjang, akhirnya mereka merekrut mantan personel band Ozzy Osbourne Suicidal Tendencies Robert Trujillo. Mereka juga merilis 'Some Kind of Monster' pada tahun 2004. Berikutnya dengan produser barunya Rick Rubin, mereka kembali dengan album 'Death Magnetic' yang membawa nuansa musik mereka kembali ke masa awal 80-an, dimana Kirk Hammet kembali menemukan kebebasan mengeksplorasi kemampuan bergitarnya yang pada album St.Anger dilarang.

Read more...

Gamma Ray




Kai Hansen membentuk Helloween pada tahun 1984, menjadi gitaris sekaligus vokalis band ini dalam 4 album. Pada awal tahun 1989 ia keluar dari Helloween dan bergabung bersama Ralf Scheepers (ex-Tyran Pace) membentuk Gamma Ray. Duo ini kemudian merekam satu proyek yang mereka susun yang sebenarnya sudah digagas oleh Hansen selama ia masih tergabung dalam Helloween, mereka juga merekrut Uwe Wessel (Bass) dan Matthias Burchardt (drum) serta beberapa musisi lainnya. Album 'Heading for Tomorrow' dirilis tahun 1990, dan ternyata album ini mampu meraih sukses, akhirnya mereka pun memutuskan untuk melakukan tur promo. Untuk itu mereka merekrut Dirk Schlacter (gitar) dan Uli Kusch (drum). Selama turnya mereka juga merilis album 'Heaven Can Wait'. Pada tahun 1991, mereka merilis album baru 'Sigh No More'. Setelah mereka merilis album 'Insanity and Genius' pada tahun 1993, Scheeper memilih untuk mengikuti audisi yang diadakan oleh Judas Priest, tetapi dalam audisi itu ia tidak berhasil lolos, ia pun memilih untuk membentuk band baru bernama Primal Fear dari pada kembali bergabung bersama Gamma Ray.


Sejak kepergian Scheeper, Hansen mengambil alih posisi vokal Gamma Ray sambil tetap bermain gitar. Album mereka berikutnya bersama Hansen sebagai vokalis diantaranya 'Land of the Free' (1995), 'Somewhere Out In Space' (1997), 'Valley of The Kings' (1998), dan 'Power Plant' (1999). Album 'Blast from the Past' dirilis tahun 2000. Tahun 2001 mereka merilis 'No World Order' yang diikuti dengan album live 'Skeleton in The Closet'. Tahun 2005 Gamma Ray kembali dengan merilis 'Majestic' yang disertai dengan tur dunia.

Read more...

Mr. Big


Mr. Big adalah salah satu dari sedikit band 'Shredder' heavy Metal ato yang artinya Band yang setiap personilnya sangat menguasai Instrumen masing-masing. Akar kemunculan Band ini yaitu ketika Billy Sheehan (Bass) keluar dari bandnya terdahulu bersama David Lee Roth pada tahun 1988. Segera setelah ia keluar, ia pun bergabung bersama gitaris Paul Gilbert (ex-Racer X), Pat Torpey (drum) dan Eric Martin (vokal). Pada tahun 1989, Band ini menandatangani kontrak dengan Atlantic, dan merilis debut perdana yang diberi judul seperti nama band mereka 'Mr. Big' pada tahun yang sama. Album ini meraih sukses di Jepang walaupun di negeri asalnya, Amerika, mereka tidak terlalu sukses.




Mereka memperlebar sayapnya dengan merilis 'Lean Into It' pada tahun 1991. Album ini memuat beberapa lagu terkenal seperti 'Green Tinted Sixties Mind','To Be With You' dan 'Just Take My Heart'. Selanjutnya mereka merilis album 'Bump Ahead' (1993) dan 'Hey Man' (1996), namun album-album mereka ini tidak dapat membawa mereka meraih sukses di negeri asalnya, namun demikian, di Jepang popularitas mereka semakin membumbung, alhasil mereka pun merilis live album 'Raw Like Sushi I' dan 'Raw Like Sushi II', serta album-album seperti 'Japandemoniumi','Mr. Big in Japan', dan lain sebagainya. Pada akhir 90-an Paul Gilbert keluar dari band untuk mengejar dengan solo karirnya. Posisinya akhirnya digantikan oleh Richie Kotzen (ex-Poison). Dengan formasi barunya, mereka merilis album 'Get Over It' dan 'Actual Size' sebelum mengadakan konser perpisahan di Jepang.

Read more...

Dream Theater


Dream Theater, band yang beraliran progressive metal ini semula bernama Majesty. Dibentuk oleh 3 orang mahasiswa dari Universitas Berklee, John Petrucci (Gitar), John Myung (Bass), dan Mike Portnoy (Drum), formasi awal ini kemudian dilengkapi oleh Kevin Moore (keyboard) dan Chris Collins (Vokal). Mulanya mereka memproduksi album demo yang ternyata mampu terjual hingga 1000 copy dalam waktu 6 bulan saja. Sepeninggal Collins dari band pada akhir tahun 1986 menjadikan Majesty harus mengalami kekosongan posisi vokalis selama beberapa waktu. Setelah mengadakan seleksi untuk mencari pengganti Collins, mereka akhirnya merekrut Charlie Dominici pada November 1987. Mereka pun mengganti nama bandnya menjadi 'Dream Theater', terinspirasi oleh nama sebuah gedung bioskop di California yang kini sudah dibongkar. Kontrak label pertama mereka adalah dengan perusahaan Mechanic Records, bersama perusahaan rekaman ini mereka mulai merekam album major label pertamanya, namun karena terdapat masalah manajemen yang akhirnya membatasi mereka untuk hanya bisa tampil di klub-klub dan bar-bar kecil saja akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan ini.


Perjalanan karir mereka kembali berlanjut dengan pemecatan Dominici dari band, mereka pun kembali mengalami kekosongan personil untuk waktu yang lama, hingga akhirnya pencarian panjang mereka untuk menemukan vokalis yang tepat berakhir pada akhir tahun 1991 saat mereka menerima demo kaset dari seorang vokalis asal Kanada, James LaBrie (ex-Winter Rose). LaBrie pun akhirnya mendapat panggilan audisi di New York, setelah menjalani audisi, tak lama kemudian ia segera memperkuat skuad Dream Theater. Selanjutnya mereka kembali mendapatkan kontrak rekaman bersama Atco Atlantic (sekarang East Weast), mereka pun merilis album 'Images & Words' pada tahun 1992. Salah satu klip dari lagu mereka 'Pull Me Under' menjadi hit di MTV.


Mereka terus menunjukkan keseriusannya dalam industri musik dengan merilis album 'Awake' yang direkam antara bulan Mei dan Juli 1994. Rupanya pergantian personel masih menjadi penghambat jalan mereka, sebelum proses mixing album ini, Kevin Moore (keyboard) keluar dari band untuk lebih fokus pada karir solonya, mereka akhirnya menyewa seorang adisional keyboardis Derek Sherinian untuk membantu dalam tur Waking Up The World. Kemudian Sherinian ditetapkan sebagai personel tetap Dream Theater. Rekaman pertama Sherinian bersama band ini adalah pada lagu 'A Change of Season' yang berdurasi 23 menit, lagu yang ditulis pada tahun 1989 ini kemudian dirilis pada tahun 1995 dalam album dengan judul yang sama 'A Change of Season'.



Setelah menyelesaikan sebuah mini tur tahun 1996, para personel Dream Theater berpisah selama beberapa bulan untuk mengurusi sejumlah proyek sampingan masing-masing. Petrucci bersama Portnoy bergabung bersama pemain keyboard Jordan Rudess dan pemain bass Tony Levin, John Myung dan Sherinian bergabung dan membentuk band bernama Platypus. James LaBrie membentuk grup bersama Matt Guillory dan Mike Mangini.


Pergantian personel kembali terjadi dalam band ini saat Sherinian dipecat pada tahun 1999 dan digantikan oleh Jordan Rudess. Mereka kemudian merilis album bernuansa progressive rock-heavy 'Live Scene From New York' pada tahun 2001. Pada tahun 2002 mereka merilis album 'Six Degreex of Inner Turbulance', diikuti oleh 'Train of Thought' pada tahun 2003 dan 'Octavarium' pada tahun 2005. Tahun 2006 mereka merilis album live berjudul 'XOX', yang diikuti oleh album 'Systematic Chaos' setahun kemudian. Sherinian mulai masuk dapur rekaman sebagai solois dan bermain bersama grup prog dan jazz fussion 'Planet X'.

Read more...

Scorpions


Scorpion resmi dibentuk pada tahun 1969 oleh Rudolf Schenker (Rhytm gitar/Vokal), Karl-Heinz Follmer (Lead Gitar), Lothar Heimberg (Bass), dan wolfgang Dziony (Drum). Pada tahun 1971, Michael Schenker (adik Rudolf Schenker) bergabung kedalam band sebagai lead gitar, selain itu bergabung juga Klaus Meine sebagai vokalis baru. Tahun 1972 mereka merekam 'Lonesome Crow' yang menjadi soundtrack sebuah film di Jerman 'Das Kalte Paradies'. Meskipun mereka gagal mendapatkan perhatian publik, sebuah band rock tahun 70-an UFO merasa tertarik pada permainan gitar Michael Schenker dan berminat untuk menyewanya sebagai lead gitar. Pada tahun 1973, Michael keluar dan digantikan oleh Uli Jon Roth, dibawah bimbingannya, Scorpion menelorkan 4 album berturut-turut bersama RCA Record : Fly to The Rainbow (1974), In Trance (1975), Virgin Killer (1976), dan Taken by Force (1977). Meskipun album-album mereka tersebut gagal mendapatkan perhatian serius oleh publik di Amerika, namun mereka mampu meraih sukses di Jepang. Pada saat rilis Taken by Force, Roth memutuskan untuk keluar dan membentuk Electric Sun setelah merasa bahwa arah bermusiknya berbeda dengan scorppion. Tokyo Tapes adalah double live album yang mereka rekam di Tokyo bersama Roth rilis pada tahun 1978. Segera setelahnya Roth pun keluar dari band.



Pada tahun 1979, Michael dipecat dari UFO karena kecanduannya terhadap alkohol yang cukup parah, ia pun kembali bergabung bersama Scorpions yang sebelumnya band ini telah menandatangani kontrak dengan Mercury records. Mereka kemudian merilis 'Lovedrive' dan pada tahun yang sama mereka menjalani tur Amerika pertamanya, Tapi sayangnya mereka kembali gagal memperoleh perhatian dari publik Amerika bahkan album Lovedrive dilarang edar di Amerika karena penggunaan cover yang terlalu vulgar. Masih terjebak dalam jerat alkohol dan obat-obatan, Michael berulang kali melewatkan jadwal tur yang mesti mereka tempuh, hingga Scorpions harus menyewa gitaris Matthias Jabs untuk menggantikan Michael pada saat mereka konser. Michael akhirnya keluar dari band untuk yang kedua kalinya.



Kini dengan susunan formasi Klaus Meine (Vokal), Rudolf Schenker (Gitar), Matthias Jabs (Lead Gitar), Francis Buchholz (Bass) dan Herman Rarebel (Drum), mereka merilis 'Animal Magnetism' pada tahun 1980 dan kembali mengadakan tur dunia. Secara mengejutkan album ini meraih emas di Amerika, dan Scorpions segera kembali ke studio rekaman untuk merekam rilis album berikutnya. Masalah baru muncul ketika Meine tiba-tiba kehilangan suaranya dan harus menjalani operasi pada pita suaranya. Banyak gosip menyebar dan mengatakan bahwa Meine telah dipecat dari band dan digantikan oleh Don Dokken. Scorpions membuktikan bahwa rumor yang berkembang selama ini adalah tidak benar dengan kembalinya Meine pada album 'Blackout' yang dirilis tahun 1982. Album ini meraih sukses dunia, di Amerika saja album ini terjual hingga lebih dari satu juta copy. Sukses mereka berlanjut dengan rilisnya album 'Love at First Sting' pada tahun 1984, album ini mempopulerkan lagu 'Rock You Like a Hurricane' yang kemudian menghasilkan double platinum.



Setelah merilis World Wild Live pada tahun 1985, mereka menghilang selama dua tahun dari industri musik. Album ke sepuluh mereka 'Savage Amusement' akhirnya rilis pada tahun 1988, mereka pun kembali meraih sukses dengan lagu 'Rhythm of Love'. Pada tahun 1990, album 'Crazy World' dirilis dan menjadi album mereka yang tersukses sepanjang sejarah, album ini mempopulerkan lagu 'Wind of Change'.



Album Crazy World menjadi album terakhir mereka yang meraih sukses. Pada tahun 1993 mereka merilis 'Face The Heat' yang sayangnya pada saat itu para penggemar mereka sudah tidak tertarik lagi dengan mereka seiring dengan berkembangnya trend musik alternatif pada awal 90-an. Album 'Face The Heat' akhirnya memperoleh emas, dan pada tahun 1995 mereka kemudian merilis album live 'Live Bites'. Kini dengan Basis Ralph Rieckermann dan drumer James Kottak, mereka merilis 'Pure Instinct' pada tahun 1996. Mercury Records merilis double album terbaik Scorpions 'Deadly Sting: The Mercury Years' pada tahun 1997. Album eksperimental mereka dengan style pop-techno melodi 'Eye II Eye' rilis pada musim panas tahun 1999. Album Moment of Glory featuring Berlin Philharmonic Orchestra dan beberapa aransemen ulang dari lagu-lagu lama Scorpion dirilis pada musim gugur tahun 2000.

Read more...

Wednesday, February 4, 2009

Poison



Didirikan pada tahun 1984 oleh Bret Michaels (Vokal), Bobby Dall (Bass) dan Rikki Rockett (Drum). Setelah Pindah dari Harrisburg ke Los Angeles, mereka merekrut C.C. Deville (Gitar) ke dalam formasi awal mereka. Kontrak major label pertama mereka bersama Enigma Record menghasilkan album perdana ‘Look What the Cat Dragged In’. Lagu-lagu dalam album ini, seperti ‘I Want Action’, ‘Talk Dirty To Me’, dan ‘I won’t Forget You’ meraih sukses dengan menduduki chart Top Ten di Amerika, Album mereka pun laris manis hingga mencapai dua juta copy.


Saat mereka mulai mencapai puncak popularitasnya di era akhir tahun 1987, pada tahun 1988 mereka kembali mengeluarkan album ‘Open Up & Say…Ahhh’ dimana dalam album ini terdapat beberapa lagu yang kemudian segera menjadi hits, diantaranya adalah ‘Fallen Angel’, “Nothin’ But a Good Time’ dan ‘Every Rose Has Its Thorn’. Setelah sukses menjalani tur bersama David Lee Roth, mereka pun kembali ke studio rekaman dan merekam ‘Flesh and Blood’ pada tahun 1990. Album yang mempopulerkan lagu ‘Unskinny Bop’ dan ‘Something to Believe In’ ini kemudian menjadi pelengkap kisah kesuksesan mereka. Berikutnya mereka merilis album live ‘Swallow This Live’ yang diambil dari beberapa tur mereka. Album live ini berisikan versi live dari lagu-lagu hit mereka dan 4 lagu terbaru mereka.


Segera setelah rilis album ‘Swallow This Live’, mereka memecat Deville karena kecanduannya terhadap alkohol dan obat-obatan yang semakin parah. Ia pun segera digantikan oleh Richi Kotzen. Bersama dengan Poison, Richie merilis debut album pertamanya ‚Native Tongue’ pada tahun 1993. Keberadaan Kotzen di band ini tak berlangsung lama, dan Blues Saraceno akhirnya menjadi gitaris ketiga menggantikan Kotzen. Mereka mulai melakukan rekaman untuk album kelimanya ’Crack a Smile’ yang sedianya akan dirilis tahun 1996, tapi kemudian rilis album ini ditunda dan digantikan dengan album ’Greatest Hits: 1986-1996’. Akhir tahun 1996, Saraceno kemudian meninggalkan band ini dan Deville kembali bergabung bersama Poison. Kembalinya Deville pun disusul dengan sukses tur reuni mereka pada musim panas tahun 1999. Album ‘Crack a Smile’ akhirnya dirilis pada musim semi tahun 1999. Insident pun harus dialami band ini saat mereka mengalami kecelakaan dalam perjalanan turnya hingga membuat Dall harus beristirahat selama 6 bulan estela menjalani operasi tulang belakang serius.


Setelah beristirahat cukup panjang, akhirnya Dall dapat kembali dan mereka pun segera merilis album berikutnya ‘Hollyweird’ pada tahun 2002. Band ini pun akhirnya harus kembali beristirahat panjang saat Michaels dan Rockett merilis album solo. Pada tahun 2006 mereka kembali bersatu dan kemudian mengadakan tur reuni memperingati 20 tahun eksistansinya di dunia hiburan, mereka pun merilis ‘The Best of Poison: 20 Years of Rock’ yang meraih sukses dengan masuknya album ini ke chart Top 20 Billboard, sebuah prestasi yang baru mereka dapatkan setelah album ‘Native Tongue’. Di tahun berikutnya mereka merilis album ketujuhnya yang berjudul ‘Poison’d!’ yang terjual 20.000 copy di minggu pertama rilisnya.

Read more...

Monday, February 2, 2009

Iron Maiden


Iron Maiden pertama kali dibentuk di London pada tahun 1976 oleh Steve Harris (Bass), yang kemudian bergabung Toni Parsons (Gitar), Doug Sampson (Drum) dan Paul Di'Anno (Vokal). Sebelum memperoleh kontrak dengan perusahaan rekaman, mereka tampil dari panggung ke panggung di kota London dan memperoleh penghasilan dari setiap pementasan. Parsons kemudian digantikan oleh Dennis Stratton, mereka merilis album debut perdananya yang mengambil judul seperti nama Band mereka 'Iron Maiden' pada tahun 1980. Meskipun penyelesaian album mereka terbilang sangat tergesa-gesa, namun lagu-lagu mereka seperti 'Running Free' mampu menjadi hits di Inggris pada waktu itu. Pada album mereka berikutnya 'Killers' yang dirilis tahun 1981, mereka menyuguhkan perubahan dari segi musikalitas yang cenderung lebih keras dari album sebelumnya, di album ini kembali terlihat perubahan susunan formasi dengan digantikannya Stratton oleh Adrian Smith. Karena kebiasaannya mengkonsumsi alkohol yang sudah tidak bisa dikendalikan lagi, akhirnya Di'Anno dipecat dan digantikan oleh Bruce Dickinson pada tahun 1982 saat rilis The Number of The Beast. Beberapa lagu dalam album ini, seperti 'The Number of The Beast' dan 'Hallowed be Thy Name' kemudian dikenal sebagai salah satu rekaman rock terbaik sepanjang masa. Sejak kesuksesan album ini, Iron Maiden mulai dikenal oleh dunia, dalam album mereka berikutnya 'Piece of Mind' tak banyak perubahan yang mereka bawa. Mereka menjalani dua tur besar sebelum mulai merekam album 'Powerslave' pada tahun 1983, yang kemudian menjadi hits yang dipuja-puja oleh para penggemarnya. Pada tahun 1985 mereka merilis double album live ‘Live After Death’ yang diambil saat perjalanan tur Powerslave.

Dengan merilis album 'Live After Death' ini mereka juga mengukuhkan diri sebagai band metal yang unik dan powerful. Di album mereka berikutnya 'Somewhere in Time', terlihat mereka mulai menggunakan Synthesizer pada proses produksinya, dan dari segi tema mereka mengangkat tema-tema yang lebih relevan. Rilis pada tahun 1988, album 'Seventh Son of a Seventh Son' menjadi album yang paling mendapat sambutan dan kritikan sejak Number of The Beast. Setelah menyelesaikan sejumlah tur yang melelahkan, sang gitaris Smith keluar dari band ini, mereka pun mengalami kekosongan personel selama satu tahun. Dengan gitaris baru Janick Gers, mereka kembali memproduksi album rekaman yang kali ini berjudul 'No Prayer for The Dying' pada tahun 1990. Dialbum ini mereka kembali menggunakan sound seperti pada awal mereka rekaman. Salah satu single dalam album ini 'Bring Your Daughter...to the Slaughter' mendapat penghargaan Golden Raspberry Award untuk lagu terburuk pada tahun itu meskipun Band ini menjadi band nomor satu di Inggris. Setelah menyelesaikan tur pada tahun 1991, Dickinson menyampaikan hasratnya untuk berhenti dan mempromosikan band lain yang telah ia bentuk the Skunkworks. Fear of The Dark menjadi album terakhir band ini bersama sang vokalis Dickinson. Album ini menjadi salah satu album Iron Maiden yang memperoleh penjualan terbesar. Setelah tur promonya, mereka merilis 2 album live pada tahun 1993,'A Real Live One' dan 'A Real Dead One'.


Bersama Blaze Bayley, pengganti Dickinson, Iron Maiden merilis album 'The X Faktor' pada tahun 1995. Tapi sayangnya album ini tidak sesukses album-album pendahulunya. Pada akhir tahun 1996 mereka merilis double compilation album 'Best of The Beast'. Pada tahun 1999 Dickinson dan Smith kembali bergabung ke dalam band ini, dan mereka mulai memproduksi album rekaman yang kemudian diberi judul 'Brave New World'. Pada tahun 2000 mereka mengadakan serangkaian tur yang didokumentasikan kedalam satu album live 'Rock in Rio', mereka juga merilis album 'Edward The Great' pada tahun 2002 diikuti oleh album 'Dance of Death' pada 2003. Selanjutnya mereka merilis DVD DVD History of Iron Maiden, Pt 1: The Early Days and Raising Hell' pada tahun 2004. Album-album mereka berikutnya yaitu 'Death on The Road' (2005) dan 'Matter of Life and Death' (2006).

Read more...

Megadeth



Setelah keluar dari Metallica pada tahun 1983, gitaris/vokalis Dave Mustain membentuk kuartet Trash Metal bernama Megadeth. Mereka dianggap masih membawa pengaruh dari band terdahulu Mustain yaitu Metallica. Untuk mengurangi pengaruh tersebut, dari segi musikal mereka mengurangi pengaruh Progressive rock, lebih menekankan pada skil instrumental, menaikkan tempo menjadi sedikit lebih cepat, dan dengan segi instrumental yang lebih gahar. Megadeth menjadi salah satu band teatas dari genre Metal sekitar pertengahan hingga akhir 80-an. Setiap album yang mereka rilis selalu meraih sukses dan penghargaan dari industri musik.



Dalam sejarah perjalanannya, Megadeth telah mengalami beberapa kali pergantian personel, dua orang pendiri band ini adalah Dave Ellefson (Bass) dan Dave Mustain (Gitar/Vokal). Mustain lahir dan tumbuh di pinggiran California selatan, ia tinggal bersama ibunya, namun ibunya sering meninggalkannya tinggal bersama paman dan bibinya yang tidak pernah mendukung minatnya dalam bermusik bahkan mereka meremehkan selera musik heavy metal-nya. pada tahun 1981, Mustain membentuk Metallica bersama James Hetfield dan lars Ulrich. Mustain menghabiskan waktu selama dua tahun bersama Metallica sebelum ia dikeluarkan dari Metallica tahun 1983. Setelah pemecatannya dari Metallica, ia membentuk Megadeth bersama Ellefson, Kerry King (gitaris slayer), dan Lee Rauch (Drum). Namun formasi ini tak bertahan lama, Mustain dan Ellefson merekrut Chris Poland (Gitar) menggantikan Kerry King, dan Gar Samuelson (Drum).



Beberapa tahun berikutnya, mereka mulai mendapatkan kontrak rekaman pertamanya dengan sebuah perusahaan rekaman indie 'Combat' pada akhir 1984. Debut album pertama mereka 'Killing is My Businness...And Business is Good!' mendapat respon yang kuat baik dari publik Metal maupun dari majalah musik mainstream. Penjualan album ini sangat tinggi untuk sebuah band indie, dan mampu mencuri perhatian pihak major label. Diakhir tahun 1985, Megadeth menandatangani kontrak major label pertamanya bersama 'Capitol', dan album 'Peace Sells...But Who's Buying' adalah album major label pertama mereka yang dirilis pada musim gugur tahun 1986. Labum ini mendapat sambutan yang luar biasa dari publik, mereka pun berhasil meraih Platinum untuk album ini.


Pada saat maa depan band terlihat mulai cerah, Mustain mulai terjebak dalam jerat heroin. Kecanduannya terhadap heroin pun mulai mempengaruhinya dalam bermusik. Banyak cerita mengenai perilaku Mustain yang tidak menentu, hingga saat ia memecat Poland dan Samuelson sebelum mereka merekam album ketiga-nya. Posisi mereka akhirnya digantikan oleh Jeff Young dan Chuck Behler. Dengan formasi baru ini mereka merilis 'So Far, So Good...So What!' di awal 1988. Album ini naik ke peringkat 28 chart dan memperoleh Platinum.



Semakin lama Mustain menjadi semakin lemah karena pengaruh heroin. Pada awal 1990, ia ditahan saat berkendara dibawah pengaruh Heroin, ia pun dimasukkan ke dalam program rehabilitasi. pada akhir tahun 1990, setelah ia keluar dari program rehabilitasi, ia kembali mengumpulkan anggota-anggota bandnya. Ia pun memecat Young dan Behler, dan menggantikannya dengan Marty Friedman (Gitar) dan Nick Menza (Drum). Mereka pun meriliis album yang lebih progressive 'Rust in Peace'. Album ini menduduki chart 23 di Amerika dan kembali memperoleh Platinum. Album berikutnya 'Countdown to Extinction' dirilis tahun 1992, dan berhasil masuk ke chart nomor 2 serta memperoleh Double Platinum, album ini merupakan album terbaik dalam sejarah perjalanan mereka.



Perjalanan mereka di industri major label makin jauh dengan dirilisnya 'Youthanasia' tahun 1994 yang menduduki peringkat 4 chart dan kembali menghasilkan Platinum. Berikutnya mereka merilis Hidden Treasure, yang berisi beberapa lagu soundtrack dan memperluas pangsa pasar mereka diawal 90-an. Tahun 1997 mereka merilis 'Cryptic Writings'. Pada tahun 2000, setelah rilis the best of Capitol Punishment, Marty Friedman dan Nick Menza keluar dari band dan digantikan oleh ex-Savatage dan Al Pitrelli (ex-Alice Cooper). Setelah menandatangani kontrak barunya dengan BMG, mereka merilis album terbarunya 'The World Needs a Hero' tahun 2001.


Selama istirahatnya setelah tur, Mustaine mengalami luka serius pada Januari 2002 saat tinggal di Texas. Ia didiagnosa mengalami kerusakan syaraf yang menyebabkan ia harus berhenti bermain gitar. Megadeth pun resmi bubar pada April 2002, setelah 20 tahun berkiprah di industri musik. Namun pada tahun 2004-2005 mereka kembali dengan merilis album 'The System Has Failed' dan diikuti sejumlah tur. Pada tahun 2007 mereka merilis album 'United Abominations'.

Read more...

Aerosmith



Dibentuk pada tahun 1969 di Sunapee, New Hampshire, dengan Steven Tyler sebagai drummer dan Joe Perry (Gitar), lalu bergabung lah Tom Hamilton (Bass). Setahun berikutnya Joey Kramer (Drum) bergabung menggantikan Steven Tyler sehingga Tyler dapat menjadi Vokalis seutuhnya. Formasi pun dilangkapi oleh seorang gitaris muda berbakat Brad Whitford. Mereka pun pindah ke Boston pada akhir tahun 1970. Setelah bermain dari klub ke klub di Massachusetts dan New York selama dua tahun, mereka pun mendapatkan kontrak pertamanya dengan perusahaan rekaman (Columbia Records) pada tahun 1972. Debut album mereka yang diberi judul seperti nama band mereka 'Aerosmith' dirilis tahun 1973 dengan lagu 'Dream On' sebagai single pertamanya. Rilis album ini diikuti oleh tur Amerika pada tahun berikutnya. Setahun berikutnya mereka kembali merilis album yang diberi judul 'Get Your Wings' (th 1974).


Album ketiga mereka dirilis tahun 1975 (Toys In The Attic), album ini merupakan terobosan baru bagi mereka baik dari segi komersial maupun dari segi artistik. Dalam proses rekamannya, mereka mulai melakukan pengembangan dan eksperimen untuk sound. Album ini menuai banyak kritikan maupun pujian. Single pertama pada album ini 'Sweet Emotion' mampu menerobos masuk chart Top 40 pada musim panas tahun 1975, dengan album 'Toys In The Attic' yang mencapai peringkat 11. Album baru mereka berikutnya 'Rocks' yang dirilis tahun 1976 mampu menyabet Platinum.


Pada awal 1977, Aerosmith mulai mempersiapkan materi untuk album keempatnya yang kemudian dirilis pada akhir 1977. 'Draw the Line' adalah hit berikutnya yang menduduki peringkat 11 chart di Amerika. 'Live! Bootleg' hadir pada akhir tahun 1978 dan menjadi sukses berikutnya setelah mampu nangkring di peringkat 13. Setelah merilis album berikutnya 'Night In The Ruts' paatahun 1979, Joe Perry keluar dari band dan membentuk Joe Perry Project. Seperti album- album sebelumnya, album ini juga mendapat sambutan hangat dan mampu menduduki tempat ke 14 chart. Kemudian band ini kembali kehilangan personelnya saat Brad Whitford keluar pada awal tahun 1980 dan membentuk band yang bernama Whitsford-St. Holmes, bersama gitaris Derek St. Holmes (ex-Ted Nugent).


Jimmy Crespo (Gitar) dan Rick Duffay (Gitar) bergabung mengisi kekosongan formasi Aerosmith, dan bersama personel barunya mereka merilis album 'Greatest Hits' pada akhir 1980. Penjualan album ini mampu mencapai lebih dari 6 juta copy. 'Rock in Hard Place' dirilis tahun 1982 dalam formasi barunya. Pada tahun 1984 Joe Perry dan Brad Whitford kembali bergabung, mereka pun mengadakan tur reuni yang dijuluki 'Back in the Saddle'. Pada awal tur, Tyler 'ambruk' di panggung, hal ini membuktikan bahwa mereka belum bisa keluar dari kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan. Ditahun berikutnya Aerosmith merilis album 'Done with Mirrors', album pertama dengan formasi awal setelah tahun 1979 sekaligus album pertama bersama Geffen Records. Namun sayangnya album ini tidak se-sukses seperti 'Rock in a Hard Place'.


Setelah merilis Done with Mirrors, Tyler dan Perry masuk program rehabilitasi untuk menyembuhkan dari kecanduan alkohol dan narkoba. Pada tahun 1987 mereka merilis 'Permanent Vacation', dalam album ini mereka bekerja sama dengan penulis lagu hard rock profesional seperti Holly Knight dan Desmond Child, dari kerja sama ini mereka menghasilkan beberapa hits seperti 'Dude (Looks Like a Lady)','Rag Doll', dan 'Angel'. Album ini terjual sebanyak 3 juta copy.


Album 'Pump' dirilis tahun 1989, dan terjual sebanyak 4 juta copy. Single 'Love in Elevator', 'Janie's Got a Gun' dan 'What it Takes' mampu menghantui Chart Top Ten. Aerosmith merilis Get a Grip pada tahun 1993 yang juga masih di produseri oleh Bruce Fairbrain seperti album Permanent Vacation dan Pump. Album ini mengikuti sukses dua album sebelumnya bersama hit single 'Livin on Edge','Cryin', dan 'Amazing'. Pada tahun 1994 Aerosmith kembali merilis album, kali ini berjudul 'Big Ones'. Album ini mampu meraih penghargaan double Platinum.


Saat mereka mencapai puncak popularitasnya,di awal 90-an Aerosmith menandatangani kontrak jutaan dolar dengan Columbia Records, kendati mereka masih berhutang dua album dengan Geffen Records. Tak sampai tahun 1995, mereka telah dapat memulai rekaman pertamanya bersama label barunya, hampir 5 tahun sejak penandatanganan kontrak tersebut. Album Nine Lives mereka garap bekerjasama dengan Kevin Shirley pada tahun 1996. Berbagai masalah seta kendala muncul saat penggarapan album ini, hingga Tim Collins, sang manajer yang juga bertanggung jawab untuk membawa band ini pulih dari kecanduan akhirnya dipecat. Setelah pemecatan tersebut, Collins menyebutkan bahwa Tyler telah kembali menggunakan obat-obatan.


Dibawah tekanan keadaan yang sedang mereka hadapi, proses rekaman pun menjadi terasa sangat sulit untuk diselesaikan. Akhirnya album ini dirilis tahun 1997, dilanjutkan dengan album 'The live A Little South of Sanity' pada tahun 1998. Album berikutnya adalah 'Honkin on Bobo' (2004), bersama dua album live DVD-nya (You Gotta Move, dan Rockin' The Join). Album lainnya yaitu 'Devil's Got a New Disguise: The Very Best of Aerosmith' hadir di tahun 2006.

Read more...

Saturday, January 31, 2009

Skid Row


Band ini dibentuk pada tahun 1986 di sebuah garasi di Toms River, N.J oleh Snake Sabo dan Rachel Bolan. Mereka pun menghajar klub2 di New Jersey dengan penampilannya. Tak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 1989 mereka pun telah berhasil menjual debut album pertamanya sebanyak 5 Juta copy di Amerika dan melakukan tur keliling dunia.

Pada tahun 1992 mereka merilis album keduanya ‘Slave To The Grind’ yang berhasil menduduki peringkat 1 Billboard Chart. Menjadikan mereka sebagai band Hard Rock pertama yang berhasil mendudukinya. Album ini juga meraih multi-platinum. Dan tentu juga diikuti oleh tur besar keliling dunia. Namur pada tahun 1995 band ini dilanda konflik diantara personelnya, tapi mereka tetap merekam album yang disebut sebagai album terakhirnya ‘Subhuman Race’. Setelah itu mereka memutuskan untuk berpisah.

Hingga akhir 1999 saat pendiri band Rachel Bolan, Scotti Hill dan Snake Sabo memutuskan untuk kumpul kembali dan meneruskan Skid Row. Mereka pun mulai mencari vokalis baru, hingga mereka merekrut Johnny Solinger sebagai vokalis baru.

Dengan Vokalis baru, mereka juga butuh seorang drumer. Lalu mereka merekrut Dave Gara untuk bergabung bersama mereka. Dave akhirnya bergabung dan mulai berlatih, Skid Row pun merasa cocok dengan drumer barunya. Pada tahun 2000 Skid Row tampil sebagai band pembuka pada konser perpisahan Kiss. Konser ini mampu memuaskan para penggemar Rock yang merindukan mereka. Mereka pun merilis CD terbarunya yang berjudul 'Thicksin' pada tahun 2003. Dan pada 24 OKtober 2006 'Revolutions Per Minute' dirilis diseluruh dunia bersama SPV Record.

Read more...

Stratovarius


Dibentuk oleh 3 orang pemuda asal Helsinki, Finlandia; sebagai drummer dan vokalis Tuomo Lassila, pemain bass john Viherva dan gitaris Staffan Strahlman. Sebelumnya Band ini bernama Black Water.


Pada awalnya gaya musik mereka berbeda dengan yang dibawakan sekarang, mulanya musik mereka banyak dipengaruhi oleh Black Sabbath dan Ozzy Osbourne. Sang gitaris Staffan memberi sentuhan elemen klasik pada musik mereka. Pada akhir tahun 1984 mereka ditinggalkan oleh sang basist John Viherva, dan kemudian digantikan oleh Jyrki Lentonen, yang sebelumnya tergabung dalam sebuah Band yang bernama Road Block bersama Timo Tolkki.


Pada tahun 1985, tepatnya satu minggu sebelum penampilan mereka di Aalborg, Denmark, mereka kembali kehilangan salah seorang personelnya, Staffan Strahlman memutuskan untuk hengkang dari band. Tuomo lassila kemudian menghubungi Timo Tolkki dan memintanya untuk bergabung bersama mereka. Timo pun mulai mempelajari lagu2 mereka melalui kaset tape, dan setelah beberapa kali berlatih, akhirnya mereka pun berangkat menuju Denmark. Pada saat itu Tuomo masih berperan sebagai drummer dan vokalis. Namun kemudian Timo Tolkki menggantikan sebagai vokalis. Mulai saat itulah musik mereka berubah seperti sekarang ini, dengan pengaruh melodic dan klasik. Timo Tolkki membawa pengaruh-pengaruh dari musik Blackmore, Rainbow dan Baroque. Mereka pun terus berlatih dan tampil di beberapa event di Helsinki hingga akhirnya mereka menelorkan demo album pada tahun 1987. Album ini berisikan lagu “Future Shock”, “Fright Night”, dan “Night Screamer”.


Demo tape tersebut dikirimkan ke beberapa perusahaan rekaman di Finlandia, dan CBS akhirnya berniat membuat kontrak dengan band ini setelah menyaksikan penampilan mereka di Tavastia Club, Helsinki. Mulai saat itu mereka mendapat seorang Keyboardis baru bernama Antti Ikonen. Mereka pun merekam album pertama dengan single pertamanya "Future Shock/Witch Hunt" pada tahun 1988 yang kemudian diikuti oleh single2 berikutnya "Black Night/Night Screamer" di awal 1989.


Mereka pun tampil di banyak event pada musim panas dan musim gugur tahun 1989 dan tampil bersama Ántrax dan grup band metal lainnya pada Pertunjukan Giant Of Rock di Hameenlinna. Akhirnya sang bassist Jyrki Lentonen meninggalkan band. Materi baru pun ditulis dan ditunjukkan pada CBS pada awal 1990, namun CBS tidak tertarik lagi untuk meluncurkan materi baru Stratovarius. Mereka pun tidak menyerah, mereka tetap berlatih dan menciptakan lagu-lagu baru hingga mereka mulai merekam lanjutan dari “Fright Night”. Saat itu mereka tidak lagi memiliki kontrak dengan perusahaan rekaman manapun, dan mereka pun harus mendanai sendiri untuk rekaman. Untuk rekaman, mereka merekrut bassist baru bernama Jari behm, namun segera setelahnya Jari dikeluarkan dari band karena karakter permainanya dianggap tidak cocok dengan karakter band mereka.


Album kedua mereka yang berjudul “Stratovarius II” dirilis di Finlandia pada awal tahun 1992. Album ini mulai dipasarkan hingga keluar Finlandia. Hingga membuat Perusahaan Shark Record jatuh hati dan ingin meminang mereka setelah mendengarkan lagu mereka “Hands of Time”. Akhirnya diluncurkan kembali dengan cover dan judul baru “Twilight Time” pada oktober 1993. Pada bulan yang sama, Timo Tolkki terbang ke Jepang untuk pertama kalinya untuk melakukan promosi album dan popularitas mereka pun membumbung dengan fans yang sangat antusias. Mereka terus mengumpulkan dan menulis materi baru dan kemudian kembali masuk dapur rekaman pada tahun 1993. Dan bassist baru Jari Kainulainen bergabung dengan Stratovarius saat 70% materi rekaman telah mulai direkam. Pada saat itu sang drummer Tuomo Lassila mendapat cedera serius pada kedua tangannya hingga tidak mampu bermain drum. Rekaman pun harus diselesaikan bersama drummer Kingston Wall ‘Sami Kuoppamaki’, yang bermain pada 4 lagu.


Akhirnya album ketiga mereka yang berjudul “Dreamspace” dirilis pada bulan Februari dan maret 1994. Album ini mendapat sambutan yang luar biasa dan membawa popularitas band ke level yang berbeda dari sebelumnya. Pada bulan Juni mereka melakukan tour pertamanya di Jepang dan mengadakan konser di Tokio, Osaka, dan Nagoya. Sebelumnya, mereka tampil pada satu pertunjukan di Helsinki, Finlandia di Shadow Club yang sekarang sudah ditutup.


Pada musim semi hingga musim panas 1994, mereka menulis materi baru dan kembali masuk Studio rekaman. Timo Tolkki juga mencapai impiannya untuk rekaman solo album “Classical Variations and Themes”, yang berisi lagu-lagu seperti “Fire Dance Suite” yang sebenarnya ditulis untuk album “Stratovarius” pada tahun 1986. Album ini dirilis pada bulan Oktober 1994. Stratovarius menghabiskan musim panas di studio untuk menyelesaikan album keempatnya.


Akhirnya Timo Tolkki memutuskan untuk berhenti mengisi vocal dan Stratovarius harus mencari vokalis baru. Mereka pun memasang iklan di tabloid musik local. Mereka akhirnya menghubungi Timo Kotipelto dari Lappajarvi, Finlandia, jadwal audisi pun mulai disusun.


Bersama Timo mereka merekam album keempatnya “Fourth Dimension”. Sound dan lagu-lagu pada album ini sangat berbeda dari album-album sebelumnya tapi masih membawa ciri metal Stratovarius. Fourth Dimension dirilis di seluruh dunia pada bulan Maret 1995 dan mencapai dua kali penjualan album “Dreamspace”.


Mereka memulai tour di Jerman, Swis, Belanda, Finlandia, Yunani dan Jepang. Karena merasa tidak cocok dengan materi yang dikembangkan oleh Timo Tolkki, akhirnya Tuomo Lassila dan Antti Ikonen mengundurkan diri dari band.


Setelah sukses album “Fourth Dimension” Timo Tolkki dan Timo Kotipelto ingin membawa musik band ini lebih jauh, lalu mereka merekrut drummer baru Jorg Michael dan keyboardis baru Jens Johansson.


Proses mixing album berikutnya “Episode” bertempat di studio Finnvox di Helsinki. Sekali lagi album ini membawa langkah besar untuk band ini. Karakter baru yang dibawa oleh Johansson dan Michael menghasilkan dramatic, melodic dan symphonic metal album. Selain itu untuk pertama kalinya mereka menggunakan paduan suara dan string orkestra. Album ini berisi lagu-lagu berciri klasik seperti “Father Time”, “Ethernity” dan “Will the sun rise?”.


Album Stratovarius selanjutnya yang berjudul ‘Vision’ dirilis pada April 1997 dan dalam waktu singkat hits mereka mampu bertengger di posisi 5 Finnish Charts. Dan tetap berada dalam Finnish Top selama 24 minggu. Album ini juga diikuti tour baik di Finlandia maupun di Jepang, Eropa, dan Amerika selatan. Di Finlandia penjualan album ini mampu mencapai 20.000 copy hingga pada tanggal 10 Juni 1998 mereka mendapat penghargaan ’gold disc’ di Tavastia Club di Helsinki.


Selama Tour ‘Vision’ mereka juga merekam album live pertama mereka, double CD “Vision of Europe”, yang dirilis pada akhir Maret 1998. Album yang berdurasi 100 menit ini meraih sukses besar.


Pada bulan April di tahun yang sama, mereka mulai mempersiapkan album berikutnya yang merupakan album studionya yang ke-tujuh. Pada tanggal 5 Oktober 1998 secara resmi mereka merilis album “Destiny”. Dan dengen cepat hit pertama dari album ini yaitu SOS menduduki peringkat 3 Finnish Chart. Dan segera setelahnya album ini menduduki peringkat teratas Finnish Chart.


Album ini kembali membawa mereka kepada 'the gold disc plateau'. Pada tahun ini Stratovarius juga dikukuhkan sebagai band metal terbaik Finlandia berdasarkan polling pembaca majalah metal Finlandia 'SFP'. Video klip SOS juga terpilih sebagai video terbaik di Finlandia pada tahun 1998. Stratovarius terpilih sebagai Band terbaik ke dua, selain itu Timo Kotipelto juga terpilih sebagai penyanyi terbaik ke-3, album Destiny berada pada peringkat 2 album terbaik, dan lagu SOS pada ranking 2 kategori lagu terbaik, serta Timo Tolkki sebagai musisi terbaik pada polling pembaca Soundi Magazine. Dua Timo juga terpilih dalam kategori "The Wonderfull Person" selain Jens yang terpilih dalam kategori musisi asing. Stratovarius mendapat tropi 'Emma' dari industri rekaman di Finlandia.


Pada pertengahan akhir 1999 Stratovarius menyiapkan album terbaru mereka yang kemudian dirilis oleh Nuclear Blast Records pada 28 Februari 2000. Album ‘Infinite’ ini membawa mereka pada tour terpanjang band ini dalam sejarahnya. Mereka pun tampil di depan lebih dari 300.000 penonton. Setelah menyelesaikan tour panjang mereka, mereka memutuskan untuk beristirahat selama waktu yang belum ditentukan, momen ini dimanfaatkan oleh para personelnya untuk menggarap album solo seperti Timo Tolkki dan Timo Kotipelto.


Setelah beristirahat selama setahun, mereka pun kembali merekam album berikutnya yang berjudul “Elements Pt. 1”. Album ini dipercaya sebagai album yang paling kental unsure symphonic dan epic-nya bila dibandingkan dengan album2 yang pernah dibuat sebelumnya. Album ini dirilis pada 27 Januari 2003 dan diikuti tur dunia yang dimulai pada tanggal 19 Maret di Finlandia.

Read more...

Helloween


Sejarah Helloween berawal pada tahun 1978 ketika Kai Hansen dan Piet Sielck membentuk sebuah band bernama Gentry. Sekitar tahun 1981, Kai dan Piet mengganti nama bandnya menjadi Second Hell dan merekrut drumer baru Ingo Schwichtenberg dan bassist baru Markus Grosskopf yang sebelumnya tergabung dalam Traumschiff. Pada tahun 1982, Piet meninggalkan Second hell dan menjadi seorang produser rekaman dan sound engineer. Posisinya segera digantikan oleh Michael Weikath dari band Powerfool, lalu Second hell memutuskan mengganti lagi namanya menjadi Iron Fist.


Pada tahun 1984, mereka mendapat undangan dari Noise Record untuk bergabung dalam pembuatan album kompilasi death metal bersama Running Wild, Dark Avenger dan Hellhammer. Merasa tidak puas menggunakan nama Iron Fist, mereka pun mengganti nama bandnya menjadi Helloween. Dalam album kompilasi ini mereka membawakan dua lagu yaitu Metal Invaders dan Oernst Of life.


Pada tahun 1985 mereka merilis sebuah mini album yang berisi 5 buah lagu bersama seorang produser bernama Harris Johns. Pada bulan Oktober 1985, bersama produser yang sama mereka merilis full album perdananya yang berjudul Walls of Jericho, salah satu lagu dalam album ini adalah Metal Invaders yang pernah dibawakan pada album kompilasi Death Metal bersama Noise Record sebelumnya. Lewat album perdananya ini, Helloween mendapat sambutan media yang luar biasa di seluruh dunia. Pada saat tour di bulan November 1986, Kai Hansen merasa kesulitan untuk bermain gitar dan menjadi vokalis dalam waktu bersamaan. Akhirnya setelah menyelesaikan tour-nya mereka pun mulai mencari vokalis baru. mereka pun merekrut seorang pemuda berumur 18 tahun yang mempunyai karakter suara yang luar biasa yaitu Michael Kiske ex-III Prophecy, dan mulai menggarap album berikutnya. Helloween ingin merilis double album, namun karena tidak disetujui oleh Noise record, mereka pun hanya menyiapkan konsep untuk bagian pertama dari dua bagiannya saja.


Album Keeper of the Seven keys Part I akhirnya dirilis tahun 1987, dan membawa band ini ke puncak kesuksesannya. Album ini mendapat sambutan hangat dari penggemar musik metal di seluruh dunia termasuk Amerika. Mereka pun melakukan tour pertamanya di Amerika bersama Grim reaper dan Armored Saint. Tahun berikutnya mereka merilis bagian kedua dari double albumnya yaitu Keeper Of The Seven keys Part II yang lebih sukses dari pada sekuel pertamanya. Mereka pun mengadakan tour keliling Eropa 'Pumkins Fly Free Tour', mereka juga tampil dalam festival Donnington MonsterOf Rock di Inggris bersama Kiss dan Iron Maiden. Pada akhir tahun 1988 sang gitaris Kai Hansen memutuskan meninggalkan Helloween karena merasa tidak sanggup dengan jadwal tour yang terlalu padat. 1989 mereka merekrut mantan gitaris Rampage Roland Grapow dan mereka pun tampil bersama Anthrax dan Exodus dalam Tour Headbanger Ball yang kedua di Amerika. Mereka juga merilis dua buah Best Album 'The Best The Rest The Rare' dan 'The Pumkins Tracks'. Mereka juga merilis live album dari tour eropa-nya 'Pumkins Fly Free', di Jepang album ini dikenal dengan nama 'Keepers live', sedangkan di Amerika album ini disebut sebagai 'I Want Out Live', dan di belahan bumi lainnya, album ini dikenal sebagai 'Live in The UK'. Mereka pun kemudian mengakhiri kontraknya bersama Noise record dan bergabung bersama EMI records. Pihak Noise Record pun menuntut Helloween secara hukum karena mereka dianggap telah melanggar kontrak dengan Noise. Akhirnya selain diminta untuk membayar sejumlah uang untuk ganti rugi, Helloween juga dilarang untuk menjual album-albumnya keluar Eropa bahkan ke Jepang. Hal ini membuat para penggemarnya merasa bingung dengan apa yang terjadi dengan Helloween.


Akhirnya pada tahun 1991 Helloween merilis album 'Kids Of The Century', album ini menceritakan kepada para penggemarnya tentang keberadaan mereka selama 3 tahun belakangan. Selanjutnya mereka juga merilis album berikutnya yaitu 'Pink Bubbles Go Ape' yang kurang mendapat respon positif dari media dan penggemarnya. Ketegangan yang mulai muncul diantara para anggota band membuat mereka harus memutuskan ke arah mana mereka harus membawa musik mereka.


Ditengah ketegangan para personelnya, mereka merilis album 'Chameleon' pada tahun 1993, album ini bisa dikatakan sebagai titik terendah dalam karir Helloween. Mereka pun tetap mengadakan Chameleon Tour walaupun kondisi band pada saat itu sedang mengalami puncak ketegangan, bahkan sang drumer Ingo Schwichtenberg mengalami masalah psikologis yang berat dan tidak dapat melanjutkan Tour. Setelah menyelesaikan tournya, pihak rekording EMI akhirnya memutuskan kontraknya bersama Helloween, Michael Kiske pun dipecat dari Band.


Di akhir 1993, mantan vokalis Pink Cream 69 Andi Deris bergabung bersama Helloween, mereka juga mendapat seorang drumer baru yaitu Uli Kusch mantan drummer Gamma Ray (band baru Kai Hansen). Dan formasi baru Helloween pun telah lahir. Mereka pun menandatangani kontrak dengan Castle Records pada tahun 1994. album mereka berikutnya yaitu Master of Rings disebut-sebut sebagai album terbaik kembalinya Helloween. Mereka pun kembali meraih sukses dalam tour promonya bersama sang vokalis baru. Satu tahun berikutnya album ini mulai dirilis di Amerika utara. Sebuah tragedi pun mengejutkan Helloween saat mantan Ingo Schwichtenberg memutuskan untuk melakukan bunuh diri pada tahun 1995.


Helloween kembali ke studio rekaman dan merilis album berikutnya 'Time Of The Oath' pada tahun 1996 yang oleh media dijuluki sebagai best album setelah era 'Keeper'. Album ini mendapat anugrah Platinum di seluruh dunia. Mereka pun kembali menduduki puncak kejayaan. Mereka juga merilis double live album berjudul 'High Live' dan mendapat penghargaan sebagai band terbaik oleh majalah musik Jepang Buurn tahun 1996.


Saat mereka menyiapkan materi untuk album berikutnya, Andi deris merilis album single pertamanya yang berjudul 'Come In From The Rain', Roland Grapow juga merilis album solo pertamanya yaitu 'The Four Season of Life'. Pada tahun 1998 Helloween merilis album terbarunya yaitu 'Better Than Raw', album 'Metal Jukebox' kemudian dirilis pada tahun berikutnya 1999. Helloween menandatangani kontrak untuk dua abum bersama perusahaan rekaman Nuclear Blast pada tahun 2000. Album berikutnya 'The Dark Ride' yang diproduseri oleh Roy Z dan Charlie Bauerfeind dirilis segera setelahnya. Album ini menjadi album yang penjualannya terburuk dalam sejarah Helloween dengan karakter musik dan sound yang berbeda dari album-album sebelumnya. Album ini juga mengundang reaksi dari para penggemarnya, mulai dari suka dengan style baru yang mereka bawa, dan sebagian besar lainnya menginginkan Helloween tetap seperti sebelumnya. Konflik kembali terjadi dalam tubuh Helloween hingga mereka terpaksa memecat gitaris Roland Grapow dan drumer Uli Kusch.


Lalu mereka merekrut mantan drumer metalium Mark Cross dan mantan gitaris Freedom Call Sascha Gerstner. Pada tahun 2003 mereka kembali malakukan rekaman untuk album selanjutnya, tetapi karena suatu penyakit drumer Mark Cross tidak dapat melanjutkan proses rekaman dan hanya mengisi untuk dua lagu, kemudian ia pun terpaksa keluar dari band, drumer Motorhead Mikkey Dee diminta untuk mengisi kekosongan pada posisi drum untuk menyelesaikan proses rekaman studio mereka. Album mereka yang berjudul 'Rabbit Dont Come Easy' pun dirilis dan Stefan Schwarzmann dipanggil untuk mengisi posisi drum selama tour mereka. Penjualan album mereka pun terbilang sukses, mereka juga sukses melakukan tour keliling dunia. Setelah tour usai, Stefan Schwarzmann memutuskan untuk keluar dari Helloween tapi ia masih membantu Helloween pada proses pra produksi untuk album mereka berikutnya hingga Helloween memperoleh drumer baru. Mantan drumer Rawhead Rexx Dani Loeble bergabung dengan Helloween menggantikan Stefan. Mereka pun mulai merekam kelanjutan dari album Rabbit Don't Come Easy.


Pada 31 Oktober 2005 Helloween merilis album yang merupakan lanjutan dari album legendaris mereka 'The Keeper' album mereka berjudul 'Keeper of The Seven Keys - The Legacy'. Album ini mendapat sambutan hangat dari seluruh dunia. Sukses album ini diikuti sukses tour dunianya, mereka pun meluncurkan double live DVD dan double live CD. Untuk memperingati kesuksesan mereka dalam dua tahun terakhirnya, Helloween merilis double Live CD berjudul "Keeper Of The Seven Keys - The Legacy World Tour 2005/2006 - Live In Sao Paulo" dan double live DVD berjudul "Keeper Of The Seven Keys The Legacy World Tour 2005/2006 - Live On 3 Continents". Kini dengan album terbarunya "Gambling With The Devil" Helloween kembali memanjakan para penggemarnya di seluruh dunia.

Read more...

History of the blog

Bermula dari kecintaan terhadap musik terutama rock, mulai dari Classic Rock, Slow Rock, Hard Rock, Speed Metal, Trash Metal, Death Metal, hingga Black Metal dan rasa kekecewaan terhadap kenyataan di dunia musik industri dimana rock dan kroni-kroninya mulai dipinggirkan dan dikesampingkan serta diremehkan dan dinomor seratus-kan, hingga membuat saya mulai merasa jengkel dan muncul keinginan untuk mengembalikan kejayaan Rock yang dulu pernah ada, namun karena kemampuan bermusik yang terbatas, sehingga untuk maju berperang melalui musik pun mungkin harus diurungkan, akan tetapi saya tidak mau tinggal diam, dengan blog ini setidaknya saya telah berbuat sedikit untuk Rock, dengan mengenal sejarah Rock, dan memahami jiwa kebebasan serta perjuangan mereka, semoga blog yang cuma sekedarnya ini mampu menumbuhkan kembali semangat rock yang pernah terkubur dalam...Rock will never Die!!!!!

  ©Template by Dicas Blogger. | Tablet Android Honeycomb Terbaik Murah