Saturday, February 7, 2009

Dream Theater


Dream Theater, band yang beraliran progressive metal ini semula bernama Majesty. Dibentuk oleh 3 orang mahasiswa dari Universitas Berklee, John Petrucci (Gitar), John Myung (Bass), dan Mike Portnoy (Drum), formasi awal ini kemudian dilengkapi oleh Kevin Moore (keyboard) dan Chris Collins (Vokal). Mulanya mereka memproduksi album demo yang ternyata mampu terjual hingga 1000 copy dalam waktu 6 bulan saja. Sepeninggal Collins dari band pada akhir tahun 1986 menjadikan Majesty harus mengalami kekosongan posisi vokalis selama beberapa waktu. Setelah mengadakan seleksi untuk mencari pengganti Collins, mereka akhirnya merekrut Charlie Dominici pada November 1987. Mereka pun mengganti nama bandnya menjadi 'Dream Theater', terinspirasi oleh nama sebuah gedung bioskop di California yang kini sudah dibongkar. Kontrak label pertama mereka adalah dengan perusahaan Mechanic Records, bersama perusahaan rekaman ini mereka mulai merekam album major label pertamanya, namun karena terdapat masalah manajemen yang akhirnya membatasi mereka untuk hanya bisa tampil di klub-klub dan bar-bar kecil saja akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan ini.


Perjalanan karir mereka kembali berlanjut dengan pemecatan Dominici dari band, mereka pun kembali mengalami kekosongan personil untuk waktu yang lama, hingga akhirnya pencarian panjang mereka untuk menemukan vokalis yang tepat berakhir pada akhir tahun 1991 saat mereka menerima demo kaset dari seorang vokalis asal Kanada, James LaBrie (ex-Winter Rose). LaBrie pun akhirnya mendapat panggilan audisi di New York, setelah menjalani audisi, tak lama kemudian ia segera memperkuat skuad Dream Theater. Selanjutnya mereka kembali mendapatkan kontrak rekaman bersama Atco Atlantic (sekarang East Weast), mereka pun merilis album 'Images & Words' pada tahun 1992. Salah satu klip dari lagu mereka 'Pull Me Under' menjadi hit di MTV.


Mereka terus menunjukkan keseriusannya dalam industri musik dengan merilis album 'Awake' yang direkam antara bulan Mei dan Juli 1994. Rupanya pergantian personel masih menjadi penghambat jalan mereka, sebelum proses mixing album ini, Kevin Moore (keyboard) keluar dari band untuk lebih fokus pada karir solonya, mereka akhirnya menyewa seorang adisional keyboardis Derek Sherinian untuk membantu dalam tur Waking Up The World. Kemudian Sherinian ditetapkan sebagai personel tetap Dream Theater. Rekaman pertama Sherinian bersama band ini adalah pada lagu 'A Change of Season' yang berdurasi 23 menit, lagu yang ditulis pada tahun 1989 ini kemudian dirilis pada tahun 1995 dalam album dengan judul yang sama 'A Change of Season'.



Setelah menyelesaikan sebuah mini tur tahun 1996, para personel Dream Theater berpisah selama beberapa bulan untuk mengurusi sejumlah proyek sampingan masing-masing. Petrucci bersama Portnoy bergabung bersama pemain keyboard Jordan Rudess dan pemain bass Tony Levin, John Myung dan Sherinian bergabung dan membentuk band bernama Platypus. James LaBrie membentuk grup bersama Matt Guillory dan Mike Mangini.


Pergantian personel kembali terjadi dalam band ini saat Sherinian dipecat pada tahun 1999 dan digantikan oleh Jordan Rudess. Mereka kemudian merilis album bernuansa progressive rock-heavy 'Live Scene From New York' pada tahun 2001. Pada tahun 2002 mereka merilis album 'Six Degreex of Inner Turbulance', diikuti oleh 'Train of Thought' pada tahun 2003 dan 'Octavarium' pada tahun 2005. Tahun 2006 mereka merilis album live berjudul 'XOX', yang diikuti oleh album 'Systematic Chaos' setahun kemudian. Sherinian mulai masuk dapur rekaman sebagai solois dan bermain bersama grup prog dan jazz fussion 'Planet X'.

0 comments:

Post a Comment

History of the blog

Bermula dari kecintaan terhadap musik terutama rock, mulai dari Classic Rock, Slow Rock, Hard Rock, Speed Metal, Trash Metal, Death Metal, hingga Black Metal dan rasa kekecewaan terhadap kenyataan di dunia musik industri dimana rock dan kroni-kroninya mulai dipinggirkan dan dikesampingkan serta diremehkan dan dinomor seratus-kan, hingga membuat saya mulai merasa jengkel dan muncul keinginan untuk mengembalikan kejayaan Rock yang dulu pernah ada, namun karena kemampuan bermusik yang terbatas, sehingga untuk maju berperang melalui musik pun mungkin harus diurungkan, akan tetapi saya tidak mau tinggal diam, dengan blog ini setidaknya saya telah berbuat sedikit untuk Rock, dengan mengenal sejarah Rock, dan memahami jiwa kebebasan serta perjuangan mereka, semoga blog yang cuma sekedarnya ini mampu menumbuhkan kembali semangat rock yang pernah terkubur dalam...Rock will never Die!!!!!

  ©Template by Dicas Blogger. | Tablet Android Honeycomb Terbaik Murah